Senin, 02 Januari 2012

Macam-macam Metode Pembelajaran


Macam-Macam Metode Pembelajaran


1.    Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.

·      Keunggulan Metode Ceramah
a.    Guru mudah menguasai kelas.
b.    Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
c.    Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d.    Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
e.    Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
·      Kelamahan Metode Ceramah
a.    Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
b.    Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
c.    Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
d.    Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja.
e.    Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar.
Metode ceramah ini dalam pembelajaran kimia adalah sturktur atom karena banyak pembahasan yang berhubungan dengan sejarah atom sehingga guru harus menjelaskan pertama kali yang merumuskan atom tersebut dan perkembangan atom. Selain struktur atom masih banyak pembelajaran kimia yang menggunakan metode ceramah.

2.    Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan metode ini adalah:
a.       Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
b.      Mengambil suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang saksama
Macam-macam diskusi yaitu diskusi informal, diskusi formal, diskusi panel, dan diskusi simpusium.
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Metode ini tepat digunakan untuk materi kimia unsur karena banyak yang harus didiskusikan oleh suatu kelompok. Misal logam alumunium, besi, tembaga dan lain-lain.

3.    Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving )
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. 
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
  2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
  3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
  4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
  5. Menarik kesimpulan.
·        Keunggulan-keunggulan metode problem solving (metode pemecahan masalah)
  1. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  2. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
  4. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  5. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
·        Kelemahan-kelemahan metode problem solving (metode pemecahan masalah)
  1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
  2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
  3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Metode pemecahan masalah ini dalam materi kimia adalah koloid. Misal guru mengangkat tema apakah air susu dan jeli termasuk golongan aerosol, sol, emulsi, buih, atau gel?.

4.    Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami oleh peserta didik, baik secara nyata maupun secara tiruan.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga  materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam  dan sempurna..

·      Keunggulan-keunggulan metode demontrasi
  1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
  2. Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
  3. Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
  4. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
  5. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

·        Kelemahan-kelemahan metode demontrasi
  1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
  2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
  3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
Pada metode demontrasi yang diterapkan pada materi kimia adalah asam basa. Di sini guru mengukur atau membuktikan suatu larutan apakah dia bersifat asam atau basa serta berapa pH larutan tersebut.

5.    Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan  pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi  verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.

·        Keunggulan-keunggulan dari metode tanya jawab
  1. Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
  2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
  3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
·        Kelemahan-kelemahan dari metode tanya jawab
  1. Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
  2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
  3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
  4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
Metode tanya jawab ini tepat digunakan dalam materi tata nama senyawa dan persamaan reaksi. Karena di sini dituntut siswa bisa menjawab dan membuat soal. Misal rumus kimia HNO3 itu namanya apa?.

6.    Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode tugas dan resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar  aktif baik secara individual maupun kelompok.

·        Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi
  1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
  2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
  3. Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
  4. Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis.
·        Kelemahan-kelemahan metode tugas dan resitasi
  1. Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
  2. Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
  3. Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh.
Metode tugas dan resitasi tepat untuk materi kelarutan dan hasil kelarutan karena dalam meteri tersebut terdapat banyak rumus dan soal yang harus dikerjakan dengan menggunakan rumus.

7.    Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
·        Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
  1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
  2. Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
  3. Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern.


·        Kelemahan-kelemahan metode eksperimen
  1. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
  2. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
  3. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
Metode eksperimen ini digunakan pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit karena siswa ingin mengetahui apakah larutan tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru atau tidak. Misalnya larutan HCl dalam teori larutan ini bersifat elektrolit dan dapat menghantarkan arus listrik serta lampu nyala. Dalam metode eksperimen ini siswa ingin membuktikan apakah benar larutan HCl itu termasuk larutan elektrolit.

8.    Metode Katekesmus
Metode katekesmus merupakan suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan.
·        Kelebihan metode katekesmus
a.       Keseragamaan dan kemurnian pengetahuan akan terjamin
b.      Memudahkan cara mengajar guru karena pelajaran telah tertulis dalam buku
·        Kelemahan metode katekesmus
a.       Daya jiwa yang dikembangkan hanya ingatan atas jawaban tertentu saja
b.      Kurang memberi rangsangan pada siswa karena bahan sudah tersedia baik pada guru maupun siswa
c.       Inisiatif para siswa terkekang
Dalam metode ini materi yang tepat untuk pembelajaran kimia adalah sistem periodik unsur karena materi ini mudah dipahami oleh siswa. Contoh seorang siswa membuat pertanyaan berapakah nomor atom pada unsur O?

Belajar Bermakna Ausubel

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dapat dilakukan di mana saja. Salah satu lembaga resmi tempat belajar ialah sekolah. Di sekolah, proses pembelajaran merupakan transfer ilmu pengetahuan antara guru dan siswa. Karena seringnya interaksi, maka guru memiliki peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan tersebut tentu harus diusahakan karena keberhasilan belajar dalam suatu tahap akan memudahkan siswa untuk belajar di tahap berikutnya. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran.
Telah banyak teori pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Antara teori yang satu dengan yang lain mungkin akan memiliki kemiripan atau malah bertentangan. Hal ini disebabkan sudut pandang dan pengkajian yang berbeda. Namun, setiap teori pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal terpenting bagi guru adalah mengetahui teori-teori tersebut sehingga dapat mengambil setiap kelebihannya dan mengaplikasikannya.
Dari banyak para ahli yang mengemukakan teori belajar, David Ausubel merupakan salah satu di antaranya. David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Inilah yang membedakannya dari para ahli lain yang hanya berlatar belakang psikologi, tetapi teori-teori mereka diterjemahkan dari dunia psikolog ke pendidikan.
Dalam teorinya ini, Ausubel lebih menekankan pada “belajar bermakna” serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui lebih jauh, penyusun akan membahas mengenai prinsip-prinsip belajar menurut Ausubel, penerapannya dalam mengajar, dan peta konsep sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran.



B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana belajar menurut Ausubel?

1.      Bagaimana menerapkan teori Ausubel dalam mengajar?
2.      Apa fungsi peta konsep dan bagaimana cara menyusunnya?

A.  TUJUAN
1.      Mengetahui belajar menurut Ausubel
2.      Mengetahui cara menerapkan teori Ausubel dalam mengajar
3.      Mengetahui fungsi peta konsep dan cara penyusunannya

PEMBAHASAN

A.  BELAJAR MENURUT AUSUBEL
Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada stuktur kognitif yang telah ada.[1]
Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dengan bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri informasi itu. Dalam tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Siswa juga dapat mencoba-coba menghafalkan informasi baru tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang telah ada pada struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
Banyak ahli pendidikan menyamakan belajar penerimaan dengan belajar hafalan sebab belajar bermakna hanya terjadi bila siswa menemukan sendiri pengetahuan. Belajar penerimaanpun dapat dibuat bermakna, yaitu dengan cara menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Sementara belajar penemuan rendah kebermaknaannya dan merupakan belajar hafalan bila memecahkan suatu masalah hanya dengan coba-coba, seperti menebak suatu teka-teki. Belajar penemuan yang sangat bermakna hanyalah penelitian yang bersifat ilmiah.
1.      Belajar Bermakna ( Meaningfull Learning)
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Informasi disimpan di daerah-daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan itu. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak. Dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsumer-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif. Bila diinginkan belajar bermakna seperti yang dikemukakan Ausubel, dan bila belajar bermakna memerlukan konsep-konsep relevan dalam struktur kognitif yang disebut subsumer, pertanyaannya adalah :” dari mana datangnya subsumer?”.
Pada anak-anak pembentukan konsep merupakan proses utama untuk memperoleh konsep-konsep. Pembentukan konsep adalah semacam belajar penemuan yang menyangkut baik pembentukan hipotesis dan pengujian hipotesis, maupun pembentukan generalisasi dari hal-hal yang khusus. Misalnya dengan berkali-kali dihadapkan pada benda yang disebut kursi, maka lambat laun anak akan menemukan kriteria bagi konsep kursi. Waktu usia masuk sekolah tiba, kebanyakan anak telah mempunyai kerangka konsep yang mengizinkan terjadinya belajar bermakna.
Menurut Ausubel dan Novak, ada tiga kebaikan dari belajar bemakna, yaitu:
a.    Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
b.    Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
c.    Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliternatif, meninggalkan efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.[2]



2.      Belajar Hafalan (Rote Learning)
Belajar hafalan terjadi bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif.
3.      Subsumsi dan Subsumsi Obliternatif
Subsumsi adalah proses interaktif antara materi yang baru dipelajari dengan subsumer-subsumer inilah yang menjadi inti teori belajar asimilasi Ausubel.
Menurut Ausubel, subsumsi obliteratif adalah subsumsi yang telah rusak, dimana unsur-unsur yang telah tersubssumsi tidak dapat lagi dikeluarkan dari memori, jadi sudah di lupakan.
4.      Variabel-variabel yang Mempengaruhi Belajar Penerimaan Bermakna
Menurut Ausubel, faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna ialah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul saat informasi baru masuk kedalam struktur kognitif itu. Jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan diatur dengan baik, maka arti-arti yang jelas atau tidak meragukan akan timbul, dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya, jika struktur kognitif itu tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur, maka struktur kognitif itu cenderung menghambat belajar dan retensi.
Adapun prasyarat belajar bermakna ialah:
a.       Makna yang dipelajari harus bermakna secara potensial
b.      Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna.





[1] Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta, Erlangga, 1996, hal.110.
[2] Ibid., hal. 115


A.  MENERAPKAN TEORI AUSUBEL DALAM MENGAJAR
Untuk dapat menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, sebaiknya kita perhatikan apa yang dikemukakan oleh Ausubel dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology. Ausubel menyatakan bahwa :
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang tel;ah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian.
1.      Pengaturan awal
David Ausubel memperkenalkankonsep pengatur awal dalam teorinya, pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap semacam pertolongan mental, dan disajikan sebelum materi baru.
2.      Diferensiasi progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep-konsepyang tersubsumsi. Menurut Ausubel, pengembangan konsep berlangsung paling baik, bila unsur-unsur yang paling umum, paling inklusif dari suatu konsep diperkenalkan terlebih dahulu, dan kemudian baru diberikan hal-hal yang lebih mendetail dan lebih khusus dari konsep itu. Dengan perkataan lain, model belajar menurut Ausubel pada umumnya berlangsung dari umum ke khusus.
3.      Belajar superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif. Mungkin belajar superordinat tidak biasa terjadi disekolah, sebab sebagian besar guru-guru dan buku-buku teks mulai dengan konsep-konsep yang lebih inklusif. Tetapi kerap kali mereka gagal untuk memperlihatkan secara eksplisit hubungan-hubungan pada konsep-konsep inklusif ini, waktu dikemudian hari disajikan konsep-konsep khusus subordinat.
4.      Penyesuaian Integratif
Untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif, Ausubel menyarankan suatu prinsip lain, yaitu yang dikenal dengan prinsip penyesuaian integratif atau rekonsiliasi integratif.
Untuk mencapai penyesuaian integratif, materi pelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga kkita menggerakan hirarki-hirarki konseptual keatas dan kebawah selama informasi disajikan. Kita dapat mulai dengan konsep-konsep yang paling umum, tetapi kitga perlu memperlihatkan bagaimana terkaitnya konsep-konsep subordinat dan kemudian bergerak kembali melalui contoh-contoh kearti baru lagi konsep yang tingkatnya lebih tinggi.
B.  PETA KONSEP
Telah disebutkan bahwa Ausubel menekankan guru untuk mengetahui konsep-konsep yang diketahui para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung, salah satunya adalah dengan peta konsep yang dikemukakan oleh Novak.
Peta konsep tersusun dari gagasan-gagasan utama yang diperlihatkan secara visual dalam bentuk proposisi-proposisi, sehingga memperkuat prinsip utama organisasi pengetahuan.[1]
1.      Ciri-Ciri Peta Konsep
a.       Memperlihatkan konsep-konsep dengan proposisi-proposisi suatu bidang studi
b.      Merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi.
c.       Menyatakan hubungan konsep-konsep
d.      Mengandung hirarki
2.      Menyusun Peta Konsep
Beberapa langkah menyusun peta konsep adalah sebagai berikut:
a.    Pilihlah suatu bacaan  dari buku pelajaran
b.    Tentukan konsep-konsep yang relevan
c.    Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif.
d.    Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke  konsep yang paling tidak inklusif.
e.    Hubungkanlah konsep-konsep itu dengan kata-kata penghubung
3.      Kegunaan Peta Konsep
a.    Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa
b.    Mempelajari cara belajar
c.    Mengungkapkan konsepsi salah
d.    Alat evaluasi


[1] Ida Farida, Peta Konsep